Tuesday, May 1, 2018

Arsip Fangke

Jalan Berpikirmu Merubah Jalan Hidupmu

       Aku ingin menawarkan kehidupanku kepadamu teman, suatu hari aku sedang pergi ke sebuah supermarket dengan niatan hanya untuk membeli kopi cadangan karena kebetulan kopi yang biasa aku langganan sedang sibuk mengurus cafe barunya. Setibanya disana aku langsung mencari sebuah rak yang mengumpulkan berbagai jenis minuman olahan, sebelum sampai ditujuan aku dihadapkan pada rak berisi berbagai macam alat mandi (red:sabun,sampo dll) ingatan ku merespon untuk memenuhi kebutuhan yang sudah mulai menipis.. pilah-pilih pun segera kulakukan tidak alat mandi khusus yang aku prioritaskan karena semua iklan sama saja, hiperbola. Dan kagetnya ketika aku  baru menyadari ada sebuah produk sampo dengan merk berbeda tapi satu perusahaan yang sama, imajinasi ku berkhayal tentang kedigdayaan perusahaan tesebut dengan segala  macam bisnis usahanya. 
      Dan yang tak luput dari ingatan tentang persoalan perusahaan tersebut dengan limbah yang tidak ramah lingkungan, konsumsi kita masif dan sudah menjadi brain storming pada perushaan dan produknya. Dampaknya apa? kita mengeluh tentang bau yang kita cium di jalan, tentang banjir yang kerap melanda ketika hujan, dan banyak persoalan lain yang akarnya tumbuh kuat dari pupuk yang kita semai.
                 Dari cerita diatas apa kalian pernah berfikir untuk membeli sebuah produk atau jasa yang keuntungannya bisa kita rasai, dalam arti kita berbahagia karena teman kita mendapat untung? atau kita berbahagia karena produk yang kita pakai jauh dari kata mencemari dan malah ramah lingkungan. Jika jawabannya iya, berarti kita sama, kita ingin segala sesuatu baik yang sifatnya kecil maupun besar memberi arti kepada sesama tidak hanya manusia tapi juga alam. Bumi dimana kita berpijak akan kah hanya untuk kalian nikmati lalu kalian mati dan meninggalkan luka bagi generasi selanjutnya? mari kita instopeksi diri, banyak teman kita yang berusaha untuk membangkitkan UKM tapi tenggelam dengan para raksasa yanag semakin membuncit karena kita terus meyemai pupuk.
         bersambung...